Alternatif menitipkan anak di daycare, dengan
segala kelebihan dan kekurangannya, memang terbilang baru merebak di Indonesia,
namun di negara-negara maju, alternatif tersebut merupakan suatu hal yang
sangat umum. Oleh karena itu, sudah ada beberapa hasil penelitian yang cukup
terpercaya tentang dampak menitipkan anak di daycare negara-negara
tersebut. Adapun beberapa hasil penelitian yang cukup signifikan untuk dipertimbangkan
adalah :
- Good daycare are good for children, bad daycare are bad for children. Hasil penelitian ini mengimplikasikan bahwa tidak selalu menitipkan anak di daycare itu berdampak negatif bagi anak, atau sebaliknya selalu berdampak positif bagi anak. Yang menentukan baik tidaknya dampak menitipkan anak di daycare adalah kualitas dari daycare itu sendiri. Sedangkan hal yang paling menentukan kualitas daycare adalah kualitas para pengasuh di daycare tersebut. Daycare yang baik pasti memiliki pengasuh yang ramah, suka anak-anak serta memiliki pengetahuan yang cukup tentang pendidikan anak usia dini.
- Hasil penelitian lain yang cukup signifikan terkait menitipkan anak di daycare adalah dari National Institute of Child Health and Human Development yang menunjukkan bahwa menitipkan anak di daycare tidak otomatis membuat ikatan anak dengan orang tua rusak. Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa dampak negatif terhadap ikatan anak dengan orang tua biasanya terjadi bila anak tidak menerima pengasuhan yang baik di daycare (kualitas daycare buruk), anak terlalu lama dititipkan di daycare, dan anak tidak menerima perhatian yang cukup dari orang tua ketika orang tua sedang tidak bekerja.
Dari hasil penelitian di atas, jelas terlihat bahwa
menitipkan anak di daycare tidaklah berdampak negatif bagi anak, maupun
bagi ikatan antara anak dengan orang tua, asalkan kualitas daycare
dimana anak dititipkan baik. Oleh karena itu, bila orang tua memutuskan untuk
menitipkan anak di sebuah daycare, orang tua perlu mempertimbangkan
kualitas daycare tersebut. Bagaimana orang tua dapat menilai kualitas
sebuah daycare? Tentunya dengan menggali informasi tentang daycare
tersebut, baik melalui telpon ataupun kunjungan langsung. Dalam menggali informasi
tentang daycare sebaiknya orang tua juga memiliki pandangan long-term
agar anak tidak sering berganti lingkungan. Idealnya, anak berada di daycare
yang sama selama minimal dua tahun.
Selain hal-hal praktis tersebut di atas, orang tua
yang merencanakan untuk menitipkan anak di daycare juga perlu
mempersiapkan diri secara emosional, karena umumnya di awal-awal masa anak
berada di daycare orang tua akan merasakan salah satu ataupun gabungan
dari perasaan berikut - merasa bersalah, khawatir, marah, sedih, cemburu
ataupun lega. Bila menitipkan anak di daycare menimbulkan salah satu ataupun
gabungan dari perasaan negatif tadi, orang tua dapat melakukan hal-hal berikut
untuk mengatasinya :
- Orang tua perlu menyadari bahwa apapun alasannya untuk kembali bekerja, tidak ada perasaan yang benar ataupun salah terkait menjadi working mother, karena setiap individu memiliki konteks hidupnya masing-masing yang tidak bisa disamakan.
- Akui bahwa perasaan negatif tersebut ada. Jangan menekan perasaan negatif tersebut, melainkan sedapat mungkin bicarakan dengan orang yang mau mendengar dan mengerti. Perasaan negatif yang ditekan biasanya hanya tenggelam, tidak hilang dan bisa muncul kembali sewaktu-waktu bila ada memicu. Bila dibicarakan dengan orang yang tepat, perasaan negatif tersebut dapat diproses dan dikeluarkan melalui ekspresi verbal.
- Usahakan membangun hubungan yang baik dengan pengasuh anak di daycare sehingga mengurangi perasaan khawatir akibat meninggalkan anak di daycare.
- Jangan menghujani anak dengan hadiah untuk menghilangkan perasaan bersalah yang muncul akibat menitipkan anak di daycare. Lebih baik usahakan menyediakan waktu sebanyak mungkin bagi anak di luar waktu kerja, yaitu di malam hari sepulang kerja serta di akhir pekan, karena sesungguhnya yang diinginkan anak adalah waktu bersama orang tua.
http://kesehatan.kompasiana.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar